Rabu, 09 Januari 2013

Perencanaan Strategis


PERENCANAAN STRATEGIS
Perencanaan strategis meliputi proses penentuan sasaran, tolok ukur, target dan inisiatif.
SASARAN adalah kondisi masa depan yang dituju. Sasaran bersifat komprehensif: sesuai dengan tujuan dan strategi, merumuskan sasaran secara koheren, seimbang dan saling mendukung. Beberapa pedoman dalam menentukan sasaran adalah: sasaran harus menentukan hasil tunggal terukur yang harus dicapai, sasaran harus menentukan target tunggal atau rentang waktu untuk penyelesaian, sasaran harus menentukan faktor-faktor biaya maksimum, sasaran harus sedapat mungkin spesifik dan kuantitatif (dan oleh karenanya bisa diukur dan dapat diuji), sasaran harus menentukan hanya apa dan kapan; harus menghindari spekulasi kata mengapa dan bagaimana, sasaran harus dalam arah mendukung, atau sesuai dengan, rencana strategis organisasi dan rencana tingkat tinggi lainnya, dan sasaran harus realistik dan dapat dicapai, tetapi tetap menggambarkan tantangan yang berat. Antara visi, tujuan dan sasaran harus saling terkait dalan alur logikanya jelas.

Sasaran juga harus dijabarkan dalam berbagai perspektif. Contoh: Perspektif finansial: “Kami akan mencapai suatu hasil total yang secara konsisten akan menempatkan perusahaan kami diantara 125 organisasi puncak yang terdaftar pada the S&P 500”. Perspektif pelanggan: “Kami akan secara terus-menerus meningkatkan persepsi pelanggan tentang nilai-nilai yang ditawarkan perusahaan kami sehingga jumlah pelanggan yang tidak memberikan nilai “sangat baik” akan menurun sebanyak 40% ketika melakukan survei pelanggan pada tahun 1998”. Perspektif proses internal: “Pada tahun 1998, rasio biaya total operasional kami akan turun sepertiga (33,33%)”. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran: “Sasaran kami adalah peningkatan tahunan pada skor yang ditetapkan oleh survei benchmark. Selain itu, kami akan memantau kemajuan kami melalu pengumpulan opini karyawan, baik secara formal maupun non-formal, secara periodik”.

TOLOK UKUR adalah alat untuk mengukur kemajuan sasaran. Tolok ukur terdiri dari dua jenis: tolok ukur hasil (lag indicator) dan tolok ukur pemacu kinerja (lead indicator). Keduanya merupakan key performance indicators. Indikator kinerja kunci harus merupakan faktor-faktor yang bisa diukur, masuk secara logis dalam area hasil kunci tertentu yang sasarannya jelas, mengidentifikasi apa yang akan diukur, bukan berapa banyak atau ke arah mana, merupakan faktor-faktor yang dapat ditelusuri asalnya (tracked) secara terus-menerus sampai tingkat yang memungkinkan.

Jika outcome indicator berfokus pada hasil-hasil kinerja pada akhir periode waktu atau aktivitas dan merefleksikan keberhasilan masa lalu atau aktivitas-aktivitas dan keputusan-keputusan yang telah dilaksanakan, maka output indicator mengukur proses-proses dan aktivitas-aktivitas antara dan hipotesis dari hubungan sebab-akibat strategik. Contoh ukuran hasil dalam konteks peningkatan profit: pertumbuhan pendapatan, sedang ukuran pemacunya: revenue mix. Dalam konteks meningkatkan kepercayaan pelanggan, ukuran hasil: persentase pendapatan dari pelanggan baru, sedang ukuran pemacu: pertumbuhan pelanggan baru.

TARGET berfungsi memberikan usaha tambahan tetapi tidak bersifat melemahkan semangat, berjangka waktu dua sampai lima tahun agar memberikan banyak waktu untuk melakukan terobosan, membatasi  banyak target, berfokus pada terobosan dalam satu atau dua area kunci, tergantung pada nilai (value), kesenjangan (gap), ketepatan waktu (timeliness), hasrat/keinginan (appetite), keterampilan (skill). Target dapat ditentukan dengan menggunakan hasil benchmarking. Benchmarking adalah untuk mendapat informasi praktek terbaik,  untuk membangun suatu kasus yang jelas guna mengkomunikasikan betapa pentingnya mencapai target-target itu.

INISIATIF adalah langkah-langkah jangka panjang untuk mencapai tujuan. Inisiatif tidak harus spesifik pada satu bagian, tetapi dapat bersifat lintas fungsi/bagian, mengindentifikasi hal-hal penting yang harus dilakukan oleh organisasi agar mencapai tujuan, harus jelas agar manajer dan karyawan dapat menentukan rencana yang diperlukan, dan memperkirakan sumberdaya yang diperlukan untuk mendukung pencapaian strategi secara keseluruhan.

PENYUSUNAN PROGRAM

Proses penyusunan program adalah: menjabarkan inisiatif menjadi beberapa program yang akan dilaksanakan beberapa tahun yad., memperkirakan investasi yang diperlukan untuk setiap program, menghitung perkiraan penerimaan yang dapat diperoleh dan menghitung perkiraan laba/hasil yang akan diperoleh.

PENYUSUNAN ANGGARAN

Penyusunan anggaran bertujuan untuk menentukan kegiatan tahun berikutnya dan sumber daya yang diperlukan. Anggaran disusun berdasarkan iniatif yang telah dirumuskan. Anggaran yang baik adalah: merupakan rencana tindakan terperinci, merupakan rencana satu-dua tahunan, menguraikan biaya yang diperlukan, mengidentifikasi pencapaian terpenting kegiatan tsb., menyebutkan siapa yang akan bertanggung jawab, sebagai referensi menyusun rencana kinerja individual, ditulis secara singkat namun lengkap, alat untuk memantau kinerja dan diperbarui apabila terjadi perubahan-perubahan. Dengan sdemikian balanced scorecard mendukung suatu sistem manajemen yang lengkap dengan mengkaitkan strategi jangka panjang ke penganggaran tahunan.

  PEMANTAUAN DAN PENGENDALIAN

Tahap ini membandingkan kinerja dengan target. Berbagai kemungkinan hasil adalah berhasil, gagal, dan variasi diantara keduanya. Prinsip umum dalam pemantauan adalah mengukur kinerja, membandingkan kinerja, melakukan tinjauan ulang,  memberi penghargaan dan mengidentifikasi hasil yang dicapai, mempelajari pengalaman, menyesuaikan dan  menyegarkan strategi, dan melakukan perbaikan. Pemantauan harus diikuti dengan pengendalian. Jenis-jenis pengendalian: pengendalian premis/asumsi dasar, pengendalian implementasi, pengawasan strategis, dan pengendalian       

Senin, 07 Januari 2013

pemasaran


PRODUKSI
    A.            FUNGSI PRODUKSI
Fungsi produksi adalah sebuah pernyataan deskriptif yang mengkaitkan masukan dengan keluaran. Fungsi ini menyatakan keluaran maksimum yang dapat diproduksi dengan sejumlah masukan tertentu atau alternatif lain, jumlah minimum masukan yang diperlukan untuk memproduksi suatu tingkat keluaran tertentu.
Fungsi produksi untuk suatu sistem dapat ditulis dengan hubungan umum sebagai berikut :
Q = f(X,Y)

     B.            PRODUK TOTAL, MARGINAL DAN RATA-RATA
                              1.            Produk Total
Istilah produk total menunjuk pada keluaran total dari sebuah sistem produksi. Konsep produk total manggambarkan hubungan antara keluaran dan variasi dalam hanya satu masukan dalam fungsi produksi.
                              2.            Produk Marginal
Produk marginal merupakan perubahan dalam keluaran yang diasosiasikan dengan perubahan satu unit dalam satu faktor masukan, dengan mempertahankan masukan-masukan lainnya tetap konstan.

Konsep produk total, dan produk marginal serta hukum tingkat pengembalian yang menurun terhadap sebuah faktor adalah penting dalam mengidentifikasikan kombinasi masukan yang efisien, dibandingkan dengan yang tidak efisian.

    C.            PILIHAN KOMBINASI MASUKAN
Konsep kombinasi masukan yang irasional dan produktivitas faktor yang mendasari dapat lebih sepenuhnya didalami dengan menggunakan analisis kurva produksi sama, yang secara eksplisit mengakui kemungkinan keragaman kedua faktor dalam sistem produksi dua-masukan satu-keluaran. Teknik ini diperkenalkan dalam bagian berikut ini untuk meneliti peran kemampuan substitusi masukan dalam menetapakan kombinasi masukan yang efisien.

                              1.            Kurva Produksi Sama
Kurva produksi sama merupakan kurva yang mewakili semua kombinasi yang berbeda dari semua masukan, yang ketika digabungkan dengan efisien, menghasilkan jumlah keluaran yang sama.
                              2.            Tingkat Substitusi Teknis Marginal
Tingkat substitusi teknis marginal merupakan jumlah satu faktor masukan yang harus disustitusikan untuk satu unit faktor masukan lainnya jika keluaran ingin tetap tidak berubah. Hal ini dapat dinyatakan :
MRTS =  dY   =  ΔY  = Kemiringan kurva produksi sama
 dX       ΔX

    D.            PERAN PENDAPATAN DAN BIAYA DALAM PRODUKSI
Untuk menjawab pertanyaan tentang apa yang membentuk kombinasi masukan yang optimal dalam sebuah sistem produksi , kita harus bergerak keluar hubungan teknologis dan memperkenalkan pendapatan dan biaya. Dalam perekonomian yang maju, kegiatan-kegiatan yang produktif menghasilkan barang yang dijual dan bukan dikonsumsi oleh produsen sehingga kita harus memperhatikan tingkat pengembalian untuk para pemilik berbagai faktor masukan tenaga kerja, bahan, modal, yang dihasilkan dari penjualan itu. Karena itu, untuk memperoleh pemahaman tentang bagaimana faktor-faktor produksi harus digabungkan untuk efisiensi maksimum, kita harus bergeser dari analisis produktivitas fisik masukan ke penelitian produktivitas ekonomi  faktor-fakto tersebut, atau kemampuan menghasilkan pendapatan bersih.
                              1.            Produk Pendapatan Marginal
Produk pendapatan marginal adalah nilai ekonomi dari satu unit marginal dari satu faktor masukan tertentu ketika dipergunakan dalam produksi produk tertentu.
                              2.            Tingkat Optimal Dari Beberapa Masukan
Menggabungkan masukan sebuah sistem produksi dalam proporsi, memastikan bahwa setiap jumlah keluaran akan diproduksi dengan biaya minimum. Minimisasi biaya hanya mangharuskan bahwa rasio produk marginal terhadap harga setara untuk setiap masukan – dengan kata lain, bahwa masukan-masukan harus digabungkan dalam proporsi optimal untuk satu tingkat keluaran tertentu atau yang ditargetkan. Tetapi, maksimisasi laba mengharuskan sebuah perusahaan untuk menggunakan proporsi masukan yang optimal dan memproduksi jumlah keluaran yang optimal. Jadi, minimisasi biaya (proporsi masukan yang optimal) merupakan kondisi yang diperlukan tetapi bukan merupakan kondisi yang memadai untuk maksimisasi laba.
Jadi, untuk sistem produksi dua-masukan satu-keluaran :
  PX       =  MCQ  Untuk keluaran dari unit marginal X
MPX
  PY       =  MCQ  Untuk keluaran dari unit marginal Y
MPY
Pengaturan ulang menghasilkan :
PX = MPX . MRQ = MRPX
PY = MPY . MRQ = MRPY

     E.            TINGKAT PENGEMBALIAN TERHADAP SKALA
Sejauh ini pembahasan kita tentang produk berfokus pada produktivitas masukan individual. Topik yang berkaitan erat adalah bagaimana kenaikan yang proporsional dalam semua masukan akan mempengaruhi produksi total. Ini adalah pertanyaan tentang tingkat pengembalian terhadap skala (return to scale), dan terdapat tiga situasi yang mungkin. Pertama, jika kenaikan yang proporsional dalam semua masukan sama dengan kenaikan yang proporsional dalam masukan, maka tingkat pengembalian terhadap skala adalah konstan.
Misalnya, jika pengadaan semua masukan secara bersamaan mengarah pada pengadaan keluaran, maka tingkat pengembalian adalah konstan. Kedua, kenaikan yang proporsional dalam keluaran kemungkinan lebih besar daripada kenaikan dalam masukan, yang diberi istilah tingkat pengembalian terhadap skala yang meningkat. Ketiga, jika kenaikan keluaran lebih kecil dari proporsi peningkatan masukan, kita mamiliki tingkat pengembalian terhadap skala yang menurun.
Elastisitas Keluaran dan Tingkat Pengembalian Terhadap Skala
Elastisitas keluaran merupakan persentase perubahan dalam keluaran yang diasosiasikan dengan perubahan 1 persen dalam semua masukan.

εQ  =       Persentase perubahan dalam keluaran (Q)
          Persentase perubahan dalam semua masukan (X)
                 =  δQ / Q  =  δQ  .  X
          δX  / X       δX       Q

     F.            FUNGSI PRODUKSI EMPIRIS
Dari sudut pandang teoritis, bentuk fungsi produksi yang paling menarik kemungkinan adalah yang bersifat kubik, seperti persamaan :
Q = a + bYX + cX2Y + dYX – eX3Y – fXY3
Bentuk ini bersifat umum dalam hal bahwa bentuk ini memperlihatkan tahap-tahap tingkat pengembalian terhadap skala yang pertama maningkat dan lalu menurun. Demikian pula produk marginal faktor-faktor masukan juga memperlihatkan pola ini dengan tingkat pengembalian yang pertama maningkat dan lalu menurun.
Berdasarkan observasi masukan / keluaran yang cukup, baik dalam jangka panjang untuk satu perusahaan maupun disatu saat tertentu untuk sejumlah perusahaan dalam sebuah industri, teknik regresi dapat dipergunakan untuk mengestimasi parameter-parameter fungsi produksi tersebut. Tetapi, seringkali observasi tidak memperlihatkan sebaran yang memadai untuk menunjukkan keseluruhan kisaran tingkat pengembalian yang meningkat dan lalu menurun. Dalam kasus ini, spesifikasi fungsional yang lebih sederhana dapat dipergunakan  untuk mengestimasi fungsi produksi dalam kisaran data yang tersedia. Dengan kata lain, sifat umum dari fungsi kubik kemungkinan tidak diperlukan, dan spesifikasi model alternatif dapat dipergunakan untuk estmasi empiris. Fungsi pangkat yang dijabarkan dalam bagian berikut ini adalah salah satu pendekatan untuk fungsi produksi yang terbukti sangat berguna dalam studi empiris.

                              1.            Fungsi Pangkat
Satu fungsi yang biasa dipergunakan dalam studi produksi adalah fungsi pangkat, yang menunjukkan hubungan multipikatif antara keluaran dan berbagai masukan dan mengambil bantuk :
Q  =  aXbYc
Fungsi pangkat memiliki beberapa sifat yang berguna dalam riset empiris. Pertama, fungsi p0angkat memungkinkan produktivitas marginal satu masukan tertentu untuk bergantung pada tingkat semua masukan yang dipergunakan, sebuah kondisi yang seringkali berlaku dalam sistem produksi aktual. Kedua, bentuk ini bersifat linier dalam logaritma dan dengan demikian mudah dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier.
Teknik kuadrat terkecil dapat dipergunakan untuk mengestimasi koofisien. Ketiga fungsi pangkat mambantu estimasi tingkat pengembalian terhadap skala. Tingkat pengembalian terhadap skala dapat dengan mudah dihitung dengan menjumlah pangkat fungsi tersebut. Jika jumlah pangkat tersebut kurang dari satu, tingkat pengembalian yang menurun diindikasikan. Jumlah yang lebih dari satu menunjukkan tingkat pengembalian yang menaik. Yang terakhi, jika jumlah pangkat tersebut tepat satu, tingkat pengembalian terhadap skala konstan, dan alat pemograman linier yang kuat, dapat dipergunakan untuk menetapkan hubungan masukan / keluaran yang optimal untuk perusahaan tersebut.
Fungsi pangkat telah dipergunakan dalam sejumlah studi produksi empiris. Terutama sejak perintisan Charles W. cobb dan Paul H. Douglas   diakhir dasawarsa 1920-an. Dampak pekerjaan mereka begitu besar sehingga fungsi produksi pangkat sekarang seringkali dirujuk sebagai fungsi produksi Cobb-Douglas.
                              2.            Pemilihan Bantuk Fungsional untuk Studi Empiris
Banyak bentuk fungsi lainnya tersedia untuk studi produksi empiris. Seperti dalam estimasi permintaan empiris, faktor penentu yang utama dari bentuk fungsional yang dipergunakan untuk model empiris bergantung pada hubungan yang dihipotesiskan oleh peneliti yang bersangkutan. Tetapi, dalam banyak contoh, beberapa spesifikasi model alternatif yang mungkin harus disesuaikan dengan data untuk menetapkan bentuk yang tampaknya paling mewakili kondisi aktual.

KESIMPULAN
Dalam Bab ini, kita mempelajari bahwa fungsi produksi sebuah perusahaan mengkaitkan masukan dengan keluaran, dengan memperlihatkan produk maksimum yang dapat diperoleh dari sekelompok masukan tertentu. Hal ini ditentukan oleh tingkat teknologi pabrik yang bersangkutan dan peralatan yang dipergunakan.
Beberapa sifat penting dari sistem produksi diteliti, termasuk kemampuan substitusi masukan – karakteristik yang diekspresikan oleh tingkat substitusi marginal – dan tingkat pengembalian yang menurun terhadap faktor masukan. Fungsi produksi juga dipergunakan untuk memperlihatkan bahwa hanya kombinasi masukan dimana produk marginal semua faktor masukan positif pelu dianalisis untuk menentukan proporsi masukan yang optimal.
Menambahkan harga ke dalam analisis ini memampukan kita untuk menyatakan kondisi yang diperlukan untuk kombinasi masukan yang optimal. Kombinasi masukan dengan biaya terendah mengharuskan proporsi masukan sedemikianrupa sehingga etiap satu dollar tambahan untuk setiap masukan meningkatkan keluaran total dalam jumlah yang sama seperti ketika satu dollar tersebut dipergunakan untuk setiap masukan lainnya. Secara aljabar, hal ini ditetapkan dengan ekspresi :
MPX    =   MPY
  PX             PY
Diperlihatkan pula bahwa penggunaan sumberdaya sampai ketitik dimana produk pendapatan marginal sama dengan harga menghasilkan bukan hanya kombinasi masukan dengan biaya terendah tetapi juga tingkat kegiatan yang memaksimumkan laba. Secara aljabar hubungan ini ditetapkan dengan ekspresi :
MPRX    =   PX
Dan
MPRY    =   PY

Masalah tingkat pengembalian terhadap skala juga diteliti dan metode-metode untuk mengukur sifat ini diilustrasikan. Tingkat pengembalian terhadap skala dalam produksi memainkan peran utama dalam menetapkan struktur pasar.
Estimasi empiris terhadap fungsi produksi seringkali menggunakan metode-metode statis analisis regresi. Walaupun pertimbangan teoritis menunjukkan bahwa persamaan kubik, dengan sifatnya yang lebih umum, kemungkinan lebih disukai untuk maksud estimasi, telah diperlihatkan bahwa bentuk fungsi yang lebih sederhana seringkali cukup memadai untuk estimasi hubungan produksi. Pada kenyataannnya, fungsi pangkat, atau fungsi produksi Cobb-Douglas, merupakan bentuk yang paling sering ditemui dalam pakerjaan empiris.